2 Hari - 2 Jam - 2 Bulan



Dua hari telah berlalu tapi aku masih menyesali tiap keputusan yang ku buat di hari itu. Seharusnya aku bangun lebih pagi, supaya aku selesai beres-beres lebih pagi, sehingga aku berangkat lebih pagi dan lebih pagi bertemu dengan mu. Seharusnya aku naik taksi atau bahkan ojek yang bisa salip kanan kiri, bukannya memilih naik bis yang jalannya lebih lambat dan rutenya memutar sehingga hanya sedikit waktu ku berjumpa dengan mu.
Seharusnya.....semestinya......andai saja......

Dua jam. Hanya itu jumlah waktu yang ku lalui bersamamu hari itu. Hanya sempat melontarkan pertanyaan basa-basi, "Apa kabarmu?" sambil berjabat tangan. Aku tidak sempat untuk mendengarkan ceritamu tentang kegiatanmu yang terbaru. Aku tidak sempat untuk bercerita tentang project yang berhasil kukerjakan dalam waktu 3 minggu. Kita hanya tertawa pada lelucon yang dilontarkan teman di seberang meja. Kita hanya berkomentar atas pembicaraan orang lain di ujung meja. Kita tersenyum kompak ketika lampu blitz menyala.

Dua bulan. Itu waktu yang ku habiskan untuk menunggu bertemu kamu. Itu rentang waktu dimana kesibukan dan dedikasimu akan pekerjaan membuat sms dari ku menggantung tak terbalas. Pada rentang waktu itu pula telpon dari ku berubah menjadi miscall yang tidak pernah berbuah menjadi incoming call dari mu.

Akankah waktu selama itu, 2 bulan, yang harus ku lewati sampai aku bisa bertemu lagi dengan mu?

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer