Umroh : Perjalanan Penuh Makna

Prolog :
Perjalanan umroh ini saya lakukan 7 bulan yang lalu. Sejak kembali dari umroh sudah ada keinginan untuk segera menuliskannya di blog ini. Namun, entah mengapa saya tidak bisa merangkai kata-kata yang tepat untuk menceritakan pengalaman umroh saya. Saya selalu merasa ada yang kata yang kurang atau justru berlebih. Sehingga akhirnya lebih dari 6 bulan tulisan perjalanan ini hanya berlabel draft di blog dan sekarang "dipaksakan" untuk publish. Lengkap dengan segala kekurangan (dan kelebihan) kata-katanya.

=================================================================================  
Alhamdulillah, rasa syukur yang luar biasa dan tak terkira saya akhirnya bisa berkunjung ke rumah-Nya dan melaksanakan ibadah umroh pada bulan Maret yang lalu. Bersyukur juga bisa pergi kesana sama Tia, my partner in crime :p. Perjalanan ini merupakan perjalanan pertama kami ke luar negeri bersama. Selama ini selalu gagal merencanakan jalan-jalan bareng ke luar negeri. Rupanya memang diatur oleh-Nya supaya jalan-jalan barengnya untuk umroh.  

Allah juga sangat bermurah hati memperkenalkan saya dengan Bu Chache, rekan kerja Tia di Sekolah Alam dan Ndaru, teman Multiply Tia yang namanya sering saya dengar tapi baru kali ini bertemu muka. Mereka kemudian menjadi keluarga baru saya :)


Perjalanan

Penerbangan ke Arab Saudi ini adalah long flight pertama saya. Penerbangan sekitar 9 jam, belum termasuk transit 2,5 jam di Kuala Lumpur.


Ada yang ngintip disepanjang penerbangan ke KL

All passenger to Jeddah, please board through gate T14 

Gelar bekal di bandara sambil nunggu bis jemputan ke Madinah :)

Tempat nunggu di Bandara King Abdul Aziz

Atap

Madinah

Dari Jeddah, kami menuju Madinah. Seketika, saya jatuh cinta dengan kota ini. Pada bulan Maret itu, suhu di Madinah terasa sejuk. Kotanya lebih teratur dan orang-orangnya lebih ramah jika dibandingkan dengan Mekkah. Ada Mesjid Nabawi dengan payung-payungnya yang megah. Dan ada perasaan rindu kepada Rasulullah yang tidak bisa digambarkan.


Selepas subuh, payung belum dibuka

Setengah terbuka

Pagi sampai sore, payung terbuka penuh



4 sudut 
Pintu masuk bagi perempuan ke dalam mesjid

Iseng saat tengah hari. Kacamata hitam ditaruh di depan lensa.

Gerbang Ustman bin Affan

Menara


Mekkah

Speechless. Itu yang saya rasakan ketika pertama kali melihat Ka'bah. Setengah percaya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Subhanallah, tidak ada yang mustahil bagi-Nya.


Pagi hari disekitar Masjidil Haram

Pagi hari disekitar hotel


Masjidil Haram sedang perluasan. Crane ada dimana-mana.

Rumah Rasulullah semasa kecil yang sekarang dijadikan perpustakaan.

Langit-langit salah satu bagian Masjidil Haram

Bukit Marwah

King Fahd Gate


Keluarga baru saya , Tia, Bu Chache & Ndaru, saat makan malam di pelataran Masjidil Haram

Jalan-jalan

Paket perjalanan umroh ini juga termasuk kegiatan jalan-jalan. Tentunya bukan untuk sekedar foto-foto, tapi lebih dari itu, untuk lebih mengenal sejarah Islam
.

Mesjid Quba, mesjid pertama yang didirikan Rasulullah.

Menara Mesjid Quba

Menara Mesjid Quba

Bukit tempat pemanah di perang Uhud

Itu yang namanya Bukit Uhud

Makam para syuhada sewaktu perang Uhud

Saya beruntung karena Ndaru janjian bertemu dengan Bunda Elly, temannya di Multiply, saya jadi dapat jalan-jalan ekstra ke sekitar Masjid Nabawi

Pemakaman di samping Masjid Nabawi. Tanpa nama di batu nisan. Beberapa orang sahabat Rasulullah dimakamkan disini

Di bawah kubah hijau itu terdapat makam Rasulullah, Abu Bakar & Umar

Masjid Ghomama (namanya berarti awan mendung). Mesjid ini dibangun untuk mengenang peristiwa sewaktu Rasulullah shalat istisqa (shalat meminta hujan). Segera setelah shalat, hujan pun turun.

Rumah Ali bin Abi Thalib yang kemudian dibangun menjadi mesjid.

Rumah Abu Bakar yang kemudian dibangun menjadi Mesjid

Pintu mesjid Abu Bakar
Sewaktu di Makkah kami juga pergi jalan-jalan. Namun sayangnya kami kurang beruntung. Bis kami mogok. Butuh waktu sekitar 2 jam sampai ada mekanik dari perusahaan bis datang dan memperbaiki bis.

Matahari terbenam saat dalam perjalanan dari Madinah ke Mekkah

Minum susu unta segar. Enak!


Sudah tahu dong ini binatang apa :p


Bisnya mogok

Karena bis mogok, maka baru sampai di Jabal Rahmah jam 1 siang. Nggak mau naik keatas karena panasnya luar biasa. Lagipula doa bisa sampaikan dimana saja.

Kuliner


Selain kangen dengan tempat-tempat disana, hal yang juga bikin kangen adalah makanannya. Sebenarnya, saya mencoba berbagai macam jenis masakan mulai dari masakan Arab, Turki, India dll. Tapi karena setiap kali makan sudah terlalu tergiur dengan makanan yang ada di depan mata, jadi hanya ini beberapa makanan yang sempat difoto sebelum disantap.


Al Baik. Highly recommended! Tampilan luarnya seperti fried chicken disini, tapi bumbunya bisa ada sampai dilapisan dalam. Dimakan dengan saus bawang putih.

Kiri : semacam sandwich (lupa dari resto fast food apa). Rasa kejunya mantap.
Kanan atas : kurma muda (ruthob). Rasanya manis seperti kurma yang kering tapi teksturnya keras.
Kanan bawah : roti tamish. Bentuknya bundar, rasanya tawar. Dimakan saat hangat dengan saus kacang atau strawberry cream yang dibeli di supermarket

============================================================================================

Epilog :
Hanya 1 kalimat saja, semoga saya disegerakan kembali kesana untuk melaksanakan ibadah haji. Aamin.

Komentar

  1. itu kok ada sayah? eh jalan-jalannya 2 kali ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sebagai bukti lo udah sampe disana :D

      Jalan-jalannya 2 kali, di Madinah & Mekkah. Lupa yaaaa....

      Hapus
    2. bukan itu maksudnya, tapi sub judul yang makanan itu jalan2 juga?

      Hapus
    3. eh, iya. Salah nulis. Untung diingetin. Makasih ya :)

      Hapus
  2. emang nganenin tempat ini...pengen balik lagi (T T)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul! Semoga kita disegerakan kembali ke sana. Aamiin.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Karena nggak sempet titip, tujukan langsung aja Dan. Tetep akan didengar kok :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer