Kehilangan Tanda Tanya

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berpikir dan menimbang baik buruk, akhirnya aku memutuskan untuk menuntaskan semuanya. Memuaskan dahaga keingintahuan ku atas satu tanya yang ada selama ini.

Sabtu malam, selepas maghrib menjadi pilihan waktu. Selembar kertas ku berikan. Kerut kening mu hadir menggantikan senyum yang sebelumnya menghiasi wajah. Diam. Berpikir. Sepertinya kamu mencoba memilih kata yang paling sedikit akan melukai ku karena kamu tahu apapun perkataan mu pasti akan menyakiti ku.

“Sepertinya lebih enak kalau kita tetap berteman saja”.

Aku mengangguk. Tahu dan sadar sepenuhnya bahwa kalimat ini yang pasti akan terucap oleh mu. Namun aku merasa tetap perlu mengungkapkannya, perasaan yang selama ini sudah menemani ku.

Ku nyatakan demi menghapus daerah abu-abu yang ku ciptakan sendiri. Pernyataan, bukan pertanyaan karena sebenarnya aku sudah tahu di sisi mana kamu akan berpijak. Diantara persahabatan atau kekasih, aku tahu dimana  kamu akan berdiri mengambil sikap.

Lega? Sedikit. Paling tidak sekarang semuanya lebih jelas. Landasan ku untuk menentukan langkah selanjutnya sudah lebih solid.

Menyesal? Tidak. Sedikit pun tidak ada sesal. Setiap detik waktu senang dan sedih ku jalani dari pilihan yang ku sadari risikonya.

Sedih? Ya. Tentu saja. Tapi aku tidak bisa menemukan alasan kenapa aku merasa sedih. Bukan karena kehilangan karena tidak mungkin aku kehilangan jika tidak pernah menjadi milikku  sebelumnya. Bukan pula karena ditinggalkan. Tidak ada yang melangkah pergi meninggalkan lainnya.

“Kamu kehilangan tanda tanya”, kata sahabat ku.

“Satu tanda yang walaupun penuh dengan ketidakjelasan, tapi disanalah kamu menggantungkan harapan.”

“Berharap pada kemungkinan 50:50. Berharap koin akan berputar dan jatuh pada sisi yang menguntungkan mu. Sekarang, ketika tanda tanya itu bersanding dengan jawabannya, kamu tahu harapan mu padam.”

“Mutlak 100%. Koin jatuh pada sisi sebaliknya”.

......

......

Ya. Hari ini aku kehilangan tanda tanya.

*Based on true story
**Foto : Table for Two @Jimbaran, Bali