[Lomba Menulis - Jilbab pertamaku] Kebaya sexy dan Bilyard

Kalo diinget-inget, keinginan mengenakan jilbab pertama kali muncul waktu aku lulus SMA. Namun ketika aku menyampaikan ke orang tua, mereka melarangku. Kurasa bukan karena mereka tidak setuju, tapi lebih karena mereka melihat aku belum “mantap” mengenakan jilbab. Mereka khawatir kalo nanti karena konflik batin atau pengaruh dari luar aku malah membuka jilbab yang sudah dipakai dan justru hilang sama sekali keinginan itu. sepertinya orang tuaku benar, karena saat itu aku sama sekali tidak membantah atau mempertahankan pendirianku. Maklum, masih ababil hehehe…
Setelah itu, keinginan pakai jilbab datang dan pergi, tanpa pernah aku pertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Hingga satu hari di bulan Mei 2007, Mbak Nur, salah satu rekan kerjaku meninggal dunia karena kecelakaan. Aku cukup dekat dengan Mbak Nur karena pernah sama-sama kemping di hutan mendampingi kegiatan outbound para manager. Aku terkejut, karena kematiannya begitu mendadak. Mbak Nur koma karena ditabrak motor pada jumat pagi. Minggu dini hari, aku ditelpon. Mbak Nur meninggal dunia tanpa pernah sadar dari koma.
Kepergian Mbak Nur yang sangat cepat membuatku berpikir, siapkah aku jika Allah memanggilku saat ini juga? Jujur, aku takut. Takut tidak punya waktu lebih lama untuk bertobat dan mengumpulkan amal ibadah. Aku juga merasa malu karena masih memperlihatkan aurat ke semua orang. Keinginan berjilbab kembali datang, kali ini lebih kuat dan mantap. Tapi ternyata, hatiku yang keras dan pikiranku yang bandel masih saja melawan dan memberikan berbagai alasan.
“Gimana nanti dengan rambutku yang berminyak ini? Kalo pakai jilbab, trus jadi keringetan pasti bakal bau dan gatel.”
“Mana tahan aku kalo pergi-pulang naik kereta ekonomi yang penuh sesak, panas dan sering kali tanpa lampu dengan pakai baju panjang.” (waktu itu kereta ekonomi AC belum ada dan masih ngga rela keluar uang lebih untuk naik kereta ekspres ).
Berbagai macam alasan muncul. Tarik-ulur dan maju-mundur niatan untuk pakai jilbab. Sampai akhirnya aku capek sendiri karena mikir terlalu lama dan melihat kesimpulan bahwa alasan untuk tidak memakai jilbab pasti akan selalu ada tapi tidak perlu didengarkan. Justru perintah-Nya dan hidayah-Nya yang datang mengetuk pintu hati yang harus disambut dengan sukacita.
Tepat pada hari Senin, tanggal 17 September 2007 atau 4 ramadhan 1428 atau pas hari ulang tahun Bapak yang ke-61, aku berangkat ke kantor dengan mengenakan jilbab langsungan warna coklat. 1 diantara 4 jilbab jadi yang kumiliki. Saat itu cuma punya 4 jadi yang mudah untuk dipakai. Tidak ada sedikit pun kekhawatiran tentang persediaan jilbab karena Ibu punya 3 laci penuh dengan kerudung kotak hehehe…
Banyak yang kaget melihat aku pakai jilbab. Terlebih lagi karena pada hari Sabtu aku masih datang ke kantor dengan memakai kaos lengan pendek dan celana selutut. Ada juga yang berpikir aku memakai jilbab dalam rangka bulan Ramadhan. Namun, paling banyak yang ikutan senang  dengan perubahanku. Termasuk salah satu sahabatku di kantor. Waktu makan siang dijadikan saat yang pas untuk bercerita mengenai hal ini.
Masih ku ingat dengan jelas pertanyaannya yang terasa menggelitik : Apakah ada hal yang aku sesali dengan keputusanku ini? Mantap ku jawab : Tidak. Namun, 5 detik kemudian ku ralat jawabanku. Sambil tertawa ku berkata, “Aku belum pernah pakai kebaya sexy dan main bilyard.”
Hahaha….lagi-lagi permasalahan yang cemen. Tapi ngga sampe jadi beban pikiran karena sekitar setahun kemudian aku sudah merasakan main bilyard. Ngga sampe pergi tempat bilyard sih, Cuma di vila yang sedang disewa untuk keperluan training. Ternyata susah. Yang ngajarin juga kayaknya kapok
Tentang kebaya sexy? Aku sudah punya solusinya. Sudah niat dari sekarang, pada saatnya nanti aku akan pakai kebaya sexy. Dandan yang cantik. Khusus untuk suamiku
*ditulis sambil mengejar deadline lomba menulis tema jilbab pertamaku*  

Komentar

  1. apa sekarang masih berminyak,keringatan dan gatel, mbak?

    BalasHapus
  2. hihihi....main bilyar ?
    emangnya setelah berjilbab gak boleh main bilyar ya ?
    aku sekeluarga suka ke tempat bilyar tuh, tapi emang semenjak berjilbab belum kesana lagi :)

    BalasHapus
  3. tentu masih dong....hehehe.
    tapi aman terkendali selama rajin keramas =)

    BalasHapus
  4. hehehe...emang ngga ada larangannya sih. tapi kok tempat bilyard yang aku temui kesannya ngga "bener" ya. suasana remang-remang, penuh asap rokok, malah kadang ada mbak2 yang pakai baju minim nemenin main. ntar kalo aku yang berjilbab masuk situ wiuuiiidih....bisa2 tempatnya digrebek FPI hehehe...

    BalasHapus
  5. dimana-mana tempat bilyard emang remang2 siy ...hehehe
    tapi yg biasa kami datangi, kebanyakan pengunjungnya anak kuliahan.
    dateng siang2 di hari minggu, belum banyak pengunjung dan belum banyak asep rokok.
    eh, jadi pengen main bilyard lagi niy ....

    BalasHapus
  6. mari maiiiinn....
    jadi ikutan penasaran pengen nyoba lagi nih!

    BalasHapus
  7. akhirnya ditulis juga, tapi kenapa gue baru baca ya?

    BalasHapus
  8. jiaaaah....tulisan ku dilewatkan :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer