The (not so) Fascinating Ha Long Bay


Salah satu tujuan wisata yang terkenal, atau mungkin justru yang paling terkenal, di Vietnam adalah Ha Long Bay. Terlebih lagi setelah kawasan ini tercatat sebagai UNSECO World Heritage Site dan New 7 Wonders of Nature. Maka tidak salah jika kami memasukkan Ha Long Bay sebagai destinasi kami selanjutnya.


Kereta yang kami tumpangi tiba di Stasiun Hanoi sekitar pukul 4 pagi. Kalau menurut paket perjalanan yang kami pesan, seharusnya pagi itu ada yang akan menjemput kami dan mengantar ke kantor travel di kawasan Old Quarter. Namun, setelah menunggu sekitar 15 menit, tidak ada tanda-tanda yang akan datang menjemput. Kami jadi khawatir karena kami sudah memesan paket perjalanan ke Ha Long Bay pada pukul 8 pagi. Kami bertiga ditambah pasangan dari Belgia akhirnya sepakat untuk naik taksi ke kantor travel tersebut. Rupanya pasangan Belgia juga akan pergi ke Ha Long Bay pukul 8  pagi. Hanya saja mereka ambil paket menginap 2 malam di Ha Long Bay, sedangkan kami hanya tour 1  hari saja.

Sesampainya kami di depan kantor travel, suasana masih sangat sepi. Bahkan kantor travel pun masih dikunci. Pantas saja jika tidak ada yang menjemput. Kami sempat berkeliling untuk mencari hotel yang sudah buka karena kami perlu mandi dan tempat untuk tidur nanti malam. Namun, setelah berjalan ke sekeliling kantor travel, tidak banyak hotel yang sudah buka. Hanya ada 2 hotel, 1 hotel dengan harga kamar hampir 7x lipat dari budget kami dan 1 hotel dengan kondisi kamar yang sangat kotor dan berada di lantai 5 yang harus dicapai dengan tangga. Tidak tahu harus kemana lagi, pasangan Belgia tadi menelpon ke kantor travel. Mungkin karena mendengar bunyi telpon, akhirnya ada pegawai travel yang bangun dan membukakan pintu. Untunglah, hotel di atas kantor travel punya kamar kosong untuk kami.  

Setelah mandi dan sarapan, kami dijemput oleh bis yang akan membawa kami ke Ha Long Bay. Ha Long Bay itu sendiri terletak di propinsi Quang Ninh berjarak sekitar 170 km dari Hanoi. Perjalanan ke sana akan ditempuh kurang lebih selama 3 jam. Cukup membosankan. 

Kurang lebih setelah 1,5 jam di jalan, bis memasuki sebuah rest area. Rupanya rest area ini semacam tempat yang wajib disinggahi jika menuju Ha Long Bay. Terdapat sebuah toko cinderamata, lengkap dengan workshop tempat pembuatannya. Uniknya, cinderamata tersebut dibuat oleh anak-anak dengan keterbatasan fisik. Ada yang membuat lukisan, patung atau meniru sebuah foto menjadi gambar yang dibuat dengan teknik bordir. Sayang, harganya terlalu mahal untuk ukuran kantong saya. Saya hanya membeli kartu pos dan mengirimkannya untuk Nia dan Tia.


Sekitar pukul 11.00 kami tiba di pelabuhan. Dari sini kami akan berpindah moda transportasi. Ha Long Bay akan kami telusuri dengan menggunakan kapal kayu. Setelah menunggu selama setengah jam untuk pengurusan tiket dan pencatatan penumpang, tour guide mempersilakan kami naik ke kapal. Bagian luar kapal berwarna putih, tapi bagian dalamnya berwarna kayu yang dipernis. Namun, saya tidak melihat layar besar yang terkembang di bagian atas kapal. Kapal ini tidak seperti gambar kapal yang ada di kartu pos atau gambar yang muncul setiap kali saya mengetik kata “Ha Long Bay” di Google. “Mungkin nanti setelah agak menjauh dari daratan”, pikir saya.

Tidak lama setelah kapal berlayar, makan siang pun dihidangkan. Kacang goreng, telur dadar, sayur, semacam risoles dan ikan segar yang dikukus dengan jahe dan cabai menjadi menu santap siang. Entah karena lapar atau adanya nasi putih pulen yang mengepul, hidangan di meja pun cepat tandas.



Setelah makan siang, kegiatan rombongan terbagi dua. Bagi yang ingin menelusuri Ha Long Bay lebih dalam dan menyukai petualangan bisa menyewa kayak, perahu kecil dari bahan fiber yang berisi 2 orang. Namun, jika hanya ingin menikmati Ha Long bay dengan duduk-duduk santai di kapal, tidak perlu kemana-mana lagi. Mengingat badan yang masih pegal akibat trekking 11 km kemarin, kami bertiga memutuskan untuk tetap di kapal. 


Rombongan yang pergi kayaking
Udara siang itu sangat panas. Sebagian besar rombongan yang tidak menyewa kayak, memilih untuk tetap duduk didalam kapal. Namun kami naik ke atas untuk bisa mendapatkan pemandangan yang lebih jelas dan memotret. Meskipun siang hari bukan saat yang tepat untuk memotret. Matahari tepat di atas kepala dan langit berwarna pucat. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa kapal-kapal lain yang berpapasan dengan kapal kami tidak ada yang mengembangkan layarnya. Saya sedikit kecewa. Foto yang saya hasilkan jauh berbeda dari bayangan Ha Long Bay yang sudah ada dipikiran. 






It's us :)
Ruang kemudi



Bagian atas kapal

Setelah rombongan yang naik kayak kembali, kapal bergerak lagi. Kali ini menuju ke sebuah gua yang bernama Thien Cung. Menurut legenda ada seorang gadis cantik bernama May sehingga Pangeran Naga pun jatuh hati padanya. Mereka menikah di tengah-tengah gua dan pesta pernikahan mereka berlangsung selama 7 hari 7 malam. Banyak makhluk turut dalam pesta tersebut. Naga kecil yang terbang diantara stalaktit dan stalagmit, gajah, singa, ular dan sebagainya. Seluruh kejadian tersebut terekam dalam bebatuan di gua.


Tour guide menceritakan legenda Gua Thien Cung

Menuju gua

Seperti singa


Gua ini cukup besar dan sudah dibuat agar mudah untuk dilewati. Walaupun saya menyayangkan adanya lampu warna-warni yang justru membuat gua ini tidak berkesan alami. Keluar dari gua, saya bisa melihat gugusan batu karst dari ketinggian dan pembangunan dermaga yang lebih luas lagi untuk menampung lebih banyak kapal. Vietnam sedang berbenah untuk meningkatkan pariwisata.




Perjalanan ke gua mengakhiri rangkaian tur Ha Long Bay. Pukul 5 sore kami kembali ke bis dan menempuh perjalanan darat selama 3 jam yang membosankan. 

Malam itu kami tutup dengan makan malam di Old Quarter, di sebuah restoran memajang tulisan “recommend by lonely planet, le routard and many book”. Saya memesan semacam mie goreng seafood. Rasanya lezat, tidak mengecewakan. Meskipun suasana restoran begitu sepi pengunjung. Sangat kontras dengan keramaian di luar. Sayangnya, perjalanan panjang hari itu membuat saya merasa tidak ada lagi tenaga yang tersisa untuk menikmati suasana malam di Old Quarter. 




Komentar

Postingan Populer